Sebuah studi kelayakan dibuat untuk mengurangi risiko dan memastikan kelangsungan proyek. Setelah dipastikan bahwa proyek tertentu dapat dilaksanakan secara menguntungkan, barulah proyek tersebut dapat dilaksanakan. Ini bukan hanya investigasi tetapi pada saat yang sama sebuah rencana atau kerangka kerja tentang bagaimana menyelesaikan operasi bisnis.
Studi kelayakan memuat lima komponen utama: studi pemasaran, studi teknis, studi administrasi, studi keuangan, dan keinginan sosial.
Saat mempelajari pemasaran, peneliti harus menentukan apakah ada permintaan yang cukup untuk produk serta posisi kompetitif perusahaan di industri. Proyeksi penjualan proyek juga harus direalisasikan sebagai bagian dari studi pasar.
Proses manufaktur, ukuran pabrik, jadwal produksi, permesinan, lokasi pabrik, tata letak, struktur, bahan baku, fasilitas, dan pembuangan limbah semuanya dipertimbangkan dalam studi teknis.
Kajian manajemen meliputi bagaimana mengelola proyek seperti organisasi bisnis termasuk bagan organisasi dan posisi masing-masing personel manajemen unit, keterampilan dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Dalam studi keuangan, peneliti harus memasukkan penilaian kebutuhan modal total, keluaran impas, penjualan dan harga, jumlah penjualan yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah keuntungan dan periode cash back.
Terakhir, namun tidak kalah pentingnya, adalah keinginan sosial, yang diukur melalui manfaat ekonomi masyarakat yang tinggal di masyarakat dan sekitarnya.
Tak heran salah satu langkah penting dalam pengembangan bisnis adalah studi kelayakan. Studi kelayakan digunakan untuk menentukan kelayakan bisnis yang diusulkan. Keberhasilan studi kelayakan bergantung pada identifikasi dan evaluasi yang cermat dari semua aspek penting dari kesuksesan bisnis.